Selasa, 30 Agustus 2011

REALISASI BELANJA MILITER INDONESIA

Meninjau ulang statement Panglima TNI Jendral  Djoko Santoso pada rapat kerja dengan komisi I DPR RI di Jakarta 8 Oktober 2010 yang mana Beliau menyatakan rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar aatau kira-kira Rp.150 Trilyun,-

Rencana pembelian
  • 3 Sukhoi SU27 April 2010 (realisasi 5 sep 2010 dan 15 sep 2010)
  • 16 Super Tucano September 2010 (DICARI ALTERNATIF LAIN)
  • 8 Heli tempur MI35 Nopember 2010
  • 12 Heli tempur MI17 Oktober 2010
  • 6 Sukhoi SU30 Mei 2011
  • 6 Hercules Desember 2010
  • 8 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Nopember 2010
  • 6 Hercules Nopember 2011
  • 22 F16 CD Oktober 2011 - Juni 2012
  • 200 Rudal Lapan Feb - Sep 2012
  • 12 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Desember 2011
  • 4 Korvet PAL Juni - Okt 2011
  • 16 Yak 130 April 2013
  • 10 Sukhoi SU27/30 Nopember 2013
  • 2 Kapal Selam Kilo Desember 2013
  • 20 Kapal Patroli Cepat Rudal Jan - Des 2011
  • 80 Rudal Lapan Juni - Okt 2010
  • 12 Korvet PAL Jan 2012- Des 2013
  • 5 Batteray S300 Mei 2013
  • 2 Kapal Selam U214 Okt 2014
  • 10 Sukhoi SU35 Agustus 2014
Sumber : Jane’s Defence Feb 2010

Realisasi per Agustus 2011.
  • 3 Sukhoi SU27-SKM talah diterima pada bulan September 2010. 
  • 16 Super Tucano, secara resmi diumumkan pembelian 8 Super Tucano pada bulan November 2010. Embraer dari Brazil, sang produsen menyatakan bahwa Super Tucano untuk Indonesia akan mulai datang awal tahun 2012.
  • 8 Heli tempur MI35 Nopember 2010. Hanya 6 yang jadi dibeli.
  • 12 Heli tempur MI17 Oktober 2010, sampai Agustus 2011 sudah 12 Mi17 datang, menurut rencana Indonesia akan menambah Mi17 menjadi 18 untuk melengkapi skuadron 31.
  • 6 Sukhoi SU30 Mei 2011. Belum ada kelanjutan pembelian Sukhoi lagi, Sejaun ini total SU27-SKM dan SU30MK2 masih 10. Rencana pembelian masih berlanjut, malah selain membeli 6 SU30MK2, pemerintah berniat membeli 16 buah SU35BM.
  • 6 Hercules Desember 2010. Sebelum embargo militer AS, Indonesia memiliki 28 Hercules C-130B/-H/-H-30, karena kesulitan suku cadang sekarang hanya 8 unit yang masih operasional. Negosiasi pembelian 6 hercules baru masih berlanjut.  
  • 22 F16 CD Oktober 2011 - Juni 2012. Proyek pengadaan F16 ini berjalan sukses, bahkan melampaui target. Yang tadinya hendak membeli F16, Presiden Obama malah menawarkan hibah 24 F16 Blok 32. Meski masih dalam proses persetujuan senat, kabar makin membaik, selain 24 F16 Blok 32 yang hendaknya akan di-upgrade ke Blok 52, Indonesia mendapatkan 6 F16 cadangan yang membawa jumlah total 30 F16. Proses upgrade ini termasuk 10 F16 yang kini dimiliki Indonesia.Apabila rampung, proyek akusisi ini dapat menyediakan 40 F16 Blok 52 untuk Indonesia. BRAVO
  • 200 Rudal Lapan Feb - Sep 2012. Sampai saat ini masih belum ada berita mengenai hal ini, yang jelas ada kerjasama pengembangan rudal antara Indonesia - China, pengadaan 1000 roket R122 adalah proyek pertama. R122 adalah roket berdiameter 122mm, berdaya jangkau 15km dan sistem kendali masih dalam pengembangan. Proyek kedua adalah produksi rudal anti kapal C802A yang sekarang masih diimpor Indonesia dari China. Rudal ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut; panjang 6,8 meter, diameter 380mm, berbobot 682kg dan 165kg hulu ledak, daya jangkau maksimum 120km.
  • 2 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Desember 2011. Baru satu KCR selesai diproduksi dan oprasional yaitu KCR40 Clurit. Galangan PALINDO adalah produsen baru yang akan terus memasok TNI AL dengan kapal-kapal serupa. Produk dalam negri, Hebat, keep it up guys.  
  • 4 Korvet PAL Juni - Okt 2011. Pada Tanggal 16 agustus 2010, Kementrian Pertahanan menandatangani kontrak pembuatan Korvet nasional dengan nama PKR 105 bersama PT Pal Indonesia dan Damen Schelde Belanda. Program ini menelan dana $220 juta dari APBN dan akan dikembangkan selama 4 tahun, setelah itu diperkirakan Indonesia mampu membangun sebuah Korvet Nasional setiap 6 bulan sekali.
  • 16 Yak 130 April 2013. Program pengadaan pesawat latih Yak-130 diganti dengan 16 pesawat latih/serang ringan T-50 Golden Eagle produksi Korea yang diatas kertas jauh lebih modern dibandingkan Yak-130. Secara keseluruhan T-50 hampir mirip dengan F-16. Alih teknologi adalah faktor utama kenapa Indonesia memilih T-50 dibanding pesaing tender lain. Pihak Korea menyanggupi proses transfer teknologi kepada Indonesia, selain itu secara tidak langsung T-50 ini dibeli dengan cara barter dengan CN235MPA
  • 2 Kapal Selam Kilo Desember 2013. Lagi ada perubahan rencana dalam program pengadaan kapal selam. Indonesia sepertinya akan memilih untuk membeli kapal selam produk Korea (yang bekerjasama dengan Jerman dan Turki) yaitu Tipe 209/1200 kelas Chang-Bogo. Alasannya memilih Korea adalah transfer teknologi yang memungkinkan Indonesia mampu memproduksi kapal selam sendiri.
Sejauh ini ternyata realisasi belanja militer Indonesia sudah melampaui rencana. Mudah mudahan permohonan Panglima TNI mengenai jatah anggaran militer menjadi 2% dari GDP bisa menjadi kenyataan sehingga memungkinkan TNI membeli peralatan tempur yang memadai, setidaknya bisa mencukupi untuk menjaga kesatuan Republik Indonesia.







 

1 komentar: